bagcorti Thu May 13, 2010 8:48 pmSejak beberapa bulan terakhir ini saya sering berkunjung ke Bandung, mengantar sejumlah tamu dari luar. Salah satu daerah yang beberapa kali dituju oleh wisatawan asing adalah Cibaduyut, yang merupakan daerah sentra industri sepatu. Sangat disayangkan, lokasi ini sangat jorok dan kotor.
Sampah bertebaran di mana-mana, kemacetan yang tak terhingga, dan jalanan rusak. Sejumlah wisatawan menyatakan kekecewaanya terhadap situasi dan kondisi kawasan ini, padahal di brosur-brosur yang mereka terima, Cibaduyut digambarkan sebagai daerah yang luas, bersih, dan nyaman bagi pejalan kaki yang ingin melihat-lihat industri sepatu.
Tak hanya itu, preman-preman dan anak-anak muda yang mangkal di kawasan tersebut, juga tak segan untuk memalak kendaraan-kendaraan yang parkir di sana. Suasana kumuh semakin terlihat dengan tak teraturnya parkir yang sembarangan di bahu jalan. Beberapa kali kemacetan terjadi selama saya membawa rombongan karena parkir yang sembarangan dan angkutan kota yang mangkal seenaknya.
Sungguh saya tak mengerti kalau Bandung disebut daerah tujuan wisata, kalau untuk urusan seperti ini, pemerintah daerah sepertinya tak mengatur dan mengurusi kawasan ini. Padahal, menurut beberapa turis, kawasan Cibaduyut cukup dikenal di beberapa negara di Eropa.
Saya berharap kepada kepala daerah di Bandung untuk menertibkan kawasan ini. Karena sejak wakil presiden Jusuf Kalla mempromosikan kawasan ini, banyak wisatawan asing tertarik dan selalu bertanya ketika mereka tiba di Indonesia.
Sampah bertebaran di mana-mana, kemacetan yang tak terhingga, dan jalanan rusak. Sejumlah wisatawan menyatakan kekecewaanya terhadap situasi dan kondisi kawasan ini, padahal di brosur-brosur yang mereka terima, Cibaduyut digambarkan sebagai daerah yang luas, bersih, dan nyaman bagi pejalan kaki yang ingin melihat-lihat industri sepatu.
Tak hanya itu, preman-preman dan anak-anak muda yang mangkal di kawasan tersebut, juga tak segan untuk memalak kendaraan-kendaraan yang parkir di sana. Suasana kumuh semakin terlihat dengan tak teraturnya parkir yang sembarangan di bahu jalan. Beberapa kali kemacetan terjadi selama saya membawa rombongan karena parkir yang sembarangan dan angkutan kota yang mangkal seenaknya.
Sungguh saya tak mengerti kalau Bandung disebut daerah tujuan wisata, kalau untuk urusan seperti ini, pemerintah daerah sepertinya tak mengatur dan mengurusi kawasan ini. Padahal, menurut beberapa turis, kawasan Cibaduyut cukup dikenal di beberapa negara di Eropa.
Saya berharap kepada kepala daerah di Bandung untuk menertibkan kawasan ini. Karena sejak wakil presiden Jusuf Kalla mempromosikan kawasan ini, banyak wisatawan asing tertarik dan selalu bertanya ketika mereka tiba di Indonesia.
