Kisah pegawai Ditjen Pajak yang alumni STAN yang terduga korupsi dan terlibat dalam markus dan pencucian uang, Gayus Tambunan, kini menjadi perbincangan hangat masyarakat. Gayus yang PNS golongan III ternyata memiliki kekayaan yang luar biasa, yang diduga hasil perbuatan tidak legal.
Dalam pandangan masyarakat awam, kesejahteraan para PNS atau aparat negara yang berada di bawah Kementerian Keuangan, baik Ditjen Pajak, Bea Cukai, dan lainnya, jauh di atas kesejahteraan PNS unit kerja yang lain. Gaji dan tunjangan mereka minimal Rp 8 juta per bulan untuk golongan III dan sistem remunerasi membuat kesejahteraan pegawai negeri di lingkungan Depkeu meningkat pesat.
Namun mengapa masih ada sosok semacam Gayus dan diduga masyarakat sosok model Gayus bukan seorang saja, namun banyak “oknum“? Hal inilah yang menyedihkan, korupsi juga dilakukan mereka yang bekerja di sektor yang basah.
Ironisnya slogan pajak yang memaksa masyarakat wajib dan taat membayar pajak, namun kenyataan pajak larinya tidak jelas.
Untuk pembangunankah? Jelas tidak, karena 70 persen dana APBN untuk belanja pegawai? Hal inilah yang menyedihkan, rakyat diwajibkan membayar pajak namun yang “untung“ orang semacam Gayus yang diduga jumlahnya puluhan atau bahkan ratusan orang.
Dalam pandangan masyarakat awam, kesejahteraan para PNS atau aparat negara yang berada di bawah Kementerian Keuangan, baik Ditjen Pajak, Bea Cukai, dan lainnya, jauh di atas kesejahteraan PNS unit kerja yang lain. Gaji dan tunjangan mereka minimal Rp 8 juta per bulan untuk golongan III dan sistem remunerasi membuat kesejahteraan pegawai negeri di lingkungan Depkeu meningkat pesat.
Namun mengapa masih ada sosok semacam Gayus dan diduga masyarakat sosok model Gayus bukan seorang saja, namun banyak “oknum“? Hal inilah yang menyedihkan, korupsi juga dilakukan mereka yang bekerja di sektor yang basah.
Ironisnya slogan pajak yang memaksa masyarakat wajib dan taat membayar pajak, namun kenyataan pajak larinya tidak jelas.
Untuk pembangunankah? Jelas tidak, karena 70 persen dana APBN untuk belanja pegawai? Hal inilah yang menyedihkan, rakyat diwajibkan membayar pajak namun yang “untung“ orang semacam Gayus yang diduga jumlahnya puluhan atau bahkan ratusan orang.