u5ma1i Tue Apr 13, 2010 2:34 pmKalau ada pepatah mengatakan "pembeli adalah raja" bagi saya itu hanyalah isapan jempol belaka. Betapa tidak, sebagai pembeli saya merasa hanya ditipu alias dikibulin. Tiga tahun lalu saya membeli sepeda motor produk China. Pada awal pembelian, saya dikecewakan bertele-telenya proses pembelian, padahal setahu saya tim marketing motor China dikenal agresif dan cepat dalam melayani pembeli. Kemudian saya menerima motor baru dalam kondisi tidak lengkap dan cacat. Selama seminggu saya bolak-balik ke dealer untuk mendapatkan kelengkapan motor, tapi jawabannya kurang memuaskan dan pada bagian yang cacat pada motor saya, dealer tidak memberi tanggapan, sehingga saya memutuskan menulis kekecewaan saya di rubrik umum.
Setelah tulisan dimuat, tanggapan dealer sungguh mengecewakan, terutama dari cabang.
Pada awalnya pihak pusat memberi tanggapan sangat baik, namun pada akhirnya sama saja, permasalahan belum tersentuh, saya sudah diminta menulis permintaan maaf pada rubrik yang sama. Kalau dalam sebulan saya tidak melakukannya, saya diancam akan dituntut atas pencemaran nama baik, karena katanya saya tidak konfirmasi ke dealer atas kekurangan pada motor saya. Tiap hari selama semiggu bolak-balik ke dealer meminta kelengkapan, dianggap tidak konfirmasi ke dealer? Dan menurut saya, yang melakukan pencemaran nama baik bukan saya tapi oknum-oknum pada dealer tersebut.
Setiap bulan saya membayar angsuran lancar, paling lambat tanggal 10 pada setiap bulannya. Padahal jatuh tempo angsuran tanggal 30. Angsuran terakhir jatuh tempo tanggal 30 Maret 2010, tapi saya sudah lunasi pada 4 Februari. Tetapi saya jadi kaget, marah, dan heran, karena tiba-tiba oleh pihak dealer saya disodori tagihan denda Rp 473.750.
Bagaimana ini? Oleh pihak dealer saya ditawari mengajukan keberatan dan kartu angsuran asli saya diminta sebagai syarat pengajuan keberatan. Dari tanggal 5 Februari saya mengajukan keberatan, dan sampai hari ini belum juga ada kejelasan kapan BPKB motor saya akan diterimakan. Saya sudah sangat sabar dan mengalah, sampai saya menyanggupi akan membayar sebagian denda (Rp 100.000).
Saya membeli motor ini atas nama saya sendiri: Usman Ali dengan alamat Metenggeng RT 02 RW 01 Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. Nomor kredit motor saya: 7030241/R.
Dari nama dan nomor kredit ini, dealer yang bersangkutan pasti mengenalnya. Saya tidak ingin dan tidak berani macam-macam, saya hanya mau BPKB motor saya. Kalau dealer yang bersangkutan menyadari, semoga segera bisa meningkatkan pelayanannya kepada pembeli, sehingga tidak ada lagi yang dikecewakan, dirugikan apalagi didzolimi.
Setelah tulisan dimuat, tanggapan dealer sungguh mengecewakan, terutama dari cabang.
Pada awalnya pihak pusat memberi tanggapan sangat baik, namun pada akhirnya sama saja, permasalahan belum tersentuh, saya sudah diminta menulis permintaan maaf pada rubrik yang sama. Kalau dalam sebulan saya tidak melakukannya, saya diancam akan dituntut atas pencemaran nama baik, karena katanya saya tidak konfirmasi ke dealer atas kekurangan pada motor saya. Tiap hari selama semiggu bolak-balik ke dealer meminta kelengkapan, dianggap tidak konfirmasi ke dealer? Dan menurut saya, yang melakukan pencemaran nama baik bukan saya tapi oknum-oknum pada dealer tersebut.
Setiap bulan saya membayar angsuran lancar, paling lambat tanggal 10 pada setiap bulannya. Padahal jatuh tempo angsuran tanggal 30. Angsuran terakhir jatuh tempo tanggal 30 Maret 2010, tapi saya sudah lunasi pada 4 Februari. Tetapi saya jadi kaget, marah, dan heran, karena tiba-tiba oleh pihak dealer saya disodori tagihan denda Rp 473.750.
Bagaimana ini? Oleh pihak dealer saya ditawari mengajukan keberatan dan kartu angsuran asli saya diminta sebagai syarat pengajuan keberatan. Dari tanggal 5 Februari saya mengajukan keberatan, dan sampai hari ini belum juga ada kejelasan kapan BPKB motor saya akan diterimakan. Saya sudah sangat sabar dan mengalah, sampai saya menyanggupi akan membayar sebagian denda (Rp 100.000).
Saya membeli motor ini atas nama saya sendiri: Usman Ali dengan alamat Metenggeng RT 02 RW 01 Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. Nomor kredit motor saya: 7030241/R.
Dari nama dan nomor kredit ini, dealer yang bersangkutan pasti mengenalnya. Saya tidak ingin dan tidak berani macam-macam, saya hanya mau BPKB motor saya. Kalau dealer yang bersangkutan menyadari, semoga segera bisa meningkatkan pelayanannya kepada pembeli, sehingga tidak ada lagi yang dikecewakan, dirugikan apalagi didzolimi.
