Pada hari Senin 15 Februari 2010 istri saya mendatangi Kantor Pos Slawi yang terletak di area Ruko Slawi untuk mengecek gaji bulan Januari 2010. Sebagai bidan PTT, gaji istri saya memang diharuskan melalui Kantor Pos.
Sekitar pukul 10.00 istri saya tiba di Kantor Pos dan menanyakan kepada salah seorang pegawai apakah gaji sudah masuk apa belum.
Tapi ternyata jawaban yang diterima sangat di luar dugaan. Dengan santainya pegawai tersebut mengatakan gaji belum masuk dan dengan nada meremehkan kurang lebih menanyakan kepada istri saya berapa gajinya, apa mau dipinjami (oleh pegawai tersebut) dulu?.
Nada yang meremehkan dan sinis tersebut membuat pengunjung lain tertawa, namun bagi istri saya itu merupakan pelecehan yang membuat malu. Bahkan di rumah istri saya sampai mengatakan tidak akan menginjak Kantor Pos Slawi lagi. Betul gaji per bulan seorang bidan PTT memang kecil, hanya Rp 590.000/bulan. Tapi uang sebesar itu bisa untuk membeli susu untuk dua anak kami selama sebulan. Saya hanya bisa mengingatkan kepada oknum pegawai pos tersebut, belajarlah menghargai orang lain. Mungkin Anda cukup kaya dalam hal materi, tetapi masih miskin dalam bersikap.
Sekitar pukul 10.00 istri saya tiba di Kantor Pos dan menanyakan kepada salah seorang pegawai apakah gaji sudah masuk apa belum.
Tapi ternyata jawaban yang diterima sangat di luar dugaan. Dengan santainya pegawai tersebut mengatakan gaji belum masuk dan dengan nada meremehkan kurang lebih menanyakan kepada istri saya berapa gajinya, apa mau dipinjami (oleh pegawai tersebut) dulu?.
Nada yang meremehkan dan sinis tersebut membuat pengunjung lain tertawa, namun bagi istri saya itu merupakan pelecehan yang membuat malu. Bahkan di rumah istri saya sampai mengatakan tidak akan menginjak Kantor Pos Slawi lagi. Betul gaji per bulan seorang bidan PTT memang kecil, hanya Rp 590.000/bulan. Tapi uang sebesar itu bisa untuk membeli susu untuk dua anak kami selama sebulan. Saya hanya bisa mengingatkan kepada oknum pegawai pos tersebut, belajarlah menghargai orang lain. Mungkin Anda cukup kaya dalam hal materi, tetapi masih miskin dalam bersikap.